Penelitian dari Rumah Sakit Green Lane: Dapatkah Zat Aktif Dalam Air Liur Lintah Mencegah Serangan Jantung?
February 6th, 2011
Penelitian dari Rumah Sakit Green Lane: Dapatkah Zat Aktif Dalam Air Liur Lintah Mencegah Serangan Jantung?
Ketika sirkulasi darah dalam tubuh dari jantung terhambat, kemungkinan timbulnya serangan jantung akan meningkat. Apabila hal ini tidak ditangani secara tepat dan cepat maka jantung akan kekurangan oksigen yang menyebabkan otot jantung berhenti berkerja. Oleh karena itu Pasien pengidap coronary thrombosis (penyumbatan arteri akibat penggumpalan darah) secara rutin diberikan obat pengencer darah seperti aspirin atau heparin untuk mencegah serangan jantung lebih lanjut. Tapi resiko tetap masih besar karena sayangnya penanganan dengan metode tersebut tidak 100% efektif
.
Peneliti dari Rumah Sakit Green Lane, Acukland, Selandia Baru mengadakan penelitian tentang masalah ini.
Mereka telah meneliti keefektifan penggunaan obat baru yaitu Bivaldurin untuk penanganan penyakit coronary thrombosis melalui serangkain percobaan. Menariknya, Bivalrudin adalah bentuk lain dari Enzym Hirudin yang terkandung dalam aiur liur lintah. Bivalrudin mengandung effect anti-coagulant yang permanen dan mengurangi kemungkinan serangan jantung sampai dengan 33,%. Pengobatan dengan enzym yang terkandung dalam lintah ini diketahui 30% lebih efektif daripada penggunaan Heparin.
Penelitian tersebut berdasarkan percobaan atas sejumlah 17.000 pasien pasien pengidap coronary thrombosis, yang dikelompokan menjadi 2 (dua) kelompok. Satu kelompok pertama diberikan Heparin, sedangkan kelompok lain diberikan Bivaldurin.
Harvey White, Imuwan dan Peneliti dari Rumah Sakit Green Lane menjelaskan, bahwa dari seribu pasien yang diberikan Bivaldurin dalam 30 hari setelah terkena serangan jantung, terdapat lebih sedikit kasus pasien mengalami serangan jantung lanjutan dari pada pasien yang diberikan Heparin.
(Sumber: http://www.oval-film.com/ekelhaftgesund/engl/blutegel/studien.htm)
The Nature has its own way of curing everything…
—————————————-
Artikel Aslinya dengan judul yang sama
Green Lane Hospital:
Can active ingredients in leech saliva protect against heart attack?
When the circulation of blood is blocked from the heart, heart attack may occur quickly. If this isn’t treated correctly and swiftly, an oxygen deficiency may occur and consequently the muscles of the heart can die. Patients with coronary thromboses are therefore routinely treated with a blood-thinning agent such as Aspirin or Heparin to avoid further attacks. Still, the danger is there: The treatment is unfortunately not 100 per cent effective.
New Zealand researchers at the Green Lane Hospital in Auckland are working on this problem. They have surveyed the effectiveness of a new medication called Bivaldurin through clinical trials. Interestingly, this substance is a genetically altered form of the enzyme Hirudin, found in leech saliva. Bivaldurin has a lasting anti-coagulant effect and reduces the likelihood of another heart attack by one third. This leech saliva enzyme-based medication has been found to be 30 per cent more effective than the conventionally used Heparin.
The study was based on clinical trials of 17,000 patients. One group of post-coronary patients was given Heparin and another group was given Bivaldurin. The question was how many patients would later suffer a further heart attack.
“Of a thousand patients who received Bivaldurin within 30 days of their heart attack, there were far fewer cases of later coronary incidents than with the patients treated with Heparin,” explains research scientist Harvey White from Green Lane Hospital.
(http://www.oval-film.com/ekelhaftgesund/engl/blutegel/studien.htm)
Ketika sirkulasi darah dalam tubuh dari jantung terhambat, kemungkinan timbulnya serangan jantung akan meningkat. Apabila hal ini tidak ditangani secara tepat dan cepat maka jantung akan kekurangan oksigen yang menyebabkan otot jantung berhenti berkerja. Oleh karena itu Pasien pengidap coronary thrombosis (penyumbatan arteri akibat penggumpalan darah) secara rutin diberikan obat pengencer darah seperti aspirin atau heparin untuk mencegah serangan jantung lebih lanjut. Tapi resiko tetap masih besar karena sayangnya penanganan dengan metode tersebut tidak 100% efektif
.
Peneliti dari Rumah Sakit Green Lane, Acukland, Selandia Baru mengadakan penelitian tentang masalah ini.
Mereka telah meneliti keefektifan penggunaan obat baru yaitu Bivaldurin untuk penanganan penyakit coronary thrombosis melalui serangkain percobaan. Menariknya, Bivalrudin adalah bentuk lain dari Enzym Hirudin yang terkandung dalam aiur liur lintah. Bivalrudin mengandung effect anti-coagulant yang permanen dan mengurangi kemungkinan serangan jantung sampai dengan 33,%. Pengobatan dengan enzym yang terkandung dalam lintah ini diketahui 30% lebih efektif daripada penggunaan Heparin.
Penelitian tersebut berdasarkan percobaan atas sejumlah 17.000 pasien pasien pengidap coronary thrombosis, yang dikelompokan menjadi 2 (dua) kelompok. Satu kelompok pertama diberikan Heparin, sedangkan kelompok lain diberikan Bivaldurin.
Harvey White, Imuwan dan Peneliti dari Rumah Sakit Green Lane menjelaskan, bahwa dari seribu pasien yang diberikan Bivaldurin dalam 30 hari setelah terkena serangan jantung, terdapat lebih sedikit kasus pasien mengalami serangan jantung lanjutan dari pada pasien yang diberikan Heparin.
(Sumber: http://www.oval-film.com/ekelhaftgesund/engl/blutegel/studien.htm)
The Nature has its own way of curing everything…
—————————————-
Artikel Aslinya dengan judul yang sama
Green Lane Hospital:
Can active ingredients in leech saliva protect against heart attack?
When the circulation of blood is blocked from the heart, heart attack may occur quickly. If this isn’t treated correctly and swiftly, an oxygen deficiency may occur and consequently the muscles of the heart can die. Patients with coronary thromboses are therefore routinely treated with a blood-thinning agent such as Aspirin or Heparin to avoid further attacks. Still, the danger is there: The treatment is unfortunately not 100 per cent effective.
New Zealand researchers at the Green Lane Hospital in Auckland are working on this problem. They have surveyed the effectiveness of a new medication called Bivaldurin through clinical trials. Interestingly, this substance is a genetically altered form of the enzyme Hirudin, found in leech saliva. Bivaldurin has a lasting anti-coagulant effect and reduces the likelihood of another heart attack by one third. This leech saliva enzyme-based medication has been found to be 30 per cent more effective than the conventionally used Heparin.
The study was based on clinical trials of 17,000 patients. One group of post-coronary patients was given Heparin and another group was given Bivaldurin. The question was how many patients would later suffer a further heart attack.
“Of a thousand patients who received Bivaldurin within 30 days of their heart attack, there were far fewer cases of later coronary incidents than with the patients treated with Heparin,” explains research scientist Harvey White from Green Lane Hospital.
(http://www.oval-film.com/ekelhaftgesund/engl/blutegel/studien.htm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar